Kamis, 21 Juni 2012

Problem BBM : Peraturan Mobil Plat Merah Dilarang Menggunakan BBM Bersubsidi, TIDAK TEPAT SASARAN!



Terkadang kita heran dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini. Kebijakan-kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan "katanya" untuk rakyat dan bukan berpihak kepada "Orang berduit" sering tidak tepat sasaran dan seperti tanpa perhitungan yang matang. Contohnya saja masalah BBM yang selalu jadi masalah. Kenapa penggunaan BBM non Subsidi harus dibebankan kepada mobil ber-PLAT MERAH? Mobil plat merahkan sejatinya mobil rakyat juga, dan bagi yang menggunakan mobil plat merah juga mendapat subsidi dari pemerintah untuk BBMnya (uang minyak dan lainnya). Apa pemakai mobil plat merah itu mau menerima uang minyak tersebut tanpa ada kenaikan anggaran dari anggaran sebelumnya? Uang anggaran itu dari mana? Dari Kas negara juga kan???

Tapi bukan itu saja yang membuat peraturan ini tidak tepat dan tidak pas diterapkan sebagai solusi.

Kita sama-sama mendengar, melihat dan membaca tujuan dari pemerintah dalam masalah BBM ini, yaitu subsidi untuk BBM ini sebaiknya diarahkan kepada hal-hal yang lebih mengena ke rakyat seperti untuk pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Pemerintah juga sering menyebut BBM bersubsidi BUKAN untuk orang kaya yang berduit, tapi dengan peraturan seperti ini orang kaya yang berduit itu tidak tersentuh oleh peraturan ini. Kenapa begitu???

Benar kalau orang yang memakai mobil dinas (mobil plat merah) adalah orang yang menjabat atau Pejabat, tapi pejabat mana sekarang yang tak memiliki Mobil Pribadi???

Minimal pejabat itu punya satu mobil pribadi dan kalau pejabat yang lebih tinggi lagi mereka tak mungkin punya mobil "abal-abal" dengan CC kecil. Apa peraturan ini bisa dibilang tepat?

Untuk mobil plat merah (mobil dinas), tak semua mobil plat merah ini yang mewah. Masih ada mobil plat merah tahun rendah dibawah tahun 2000 dan ber-CC kecil. Biasanya mobil dinas CC nya kecil seperti Toyota Avanza dan Innova yang agak elit dikit. Tapi kita masi melihat mobil Kijang Grand Extra tahun 98 ber-plat merah yang keadaannya cukup menyedihkan karna kurang perawatan. Lebih sedihnya lagi, ada mobil Kijang Command tahun 75 yang diwajibkan meminum Pertamax. Apa gak kelihatan lucu kalau mobil standar seperti itu ikut antri di pengisian PERTAMAX? Sedangkan mobil pribadi yang mentereng seperti Alphard, Fortuner, C-RV, Pajero, Wrangler, Camry, BMW seri 5, Mercedes C-Class ataupun mobil-mobil mewah yang ber-CC besar diatas 2000Cc lainnya dengan tenang menunggu antrian BBM bersubsidi. Apakah peraturan ini tepat untuk melarang orang kaya mengkonsumsi BBM bersubsidi?


Satu hal gan, secara pribadi, sukses atau kaya seseorang itu bukan lah dilihat dari tunggangannya. Tapi dari keberhasilannya yang hidup tanpa mengharapkan bantuan dari siapapun dari pemerintah sekalipun, dan tetap sejahtera walaupun menggunakan BBM non subsidi. Kalau orang kaya yang masih takut uangnya akan berkurang jika menggunakan BBM non subsidi lebih.



Solusi dari Problem BBM

Sebelumnya pemeritah dulu mulai membaik ide-ide nya dalam membuat peraturan, seperti peraturan berdasarkan CC mobil.

Tapi peraturan itu masih terkesan buru-buru dalam meramunya. Kenapa peraturan dulu juga kurang pas? Karna CC mobil yang di "kapling" adalah mobil diatas 1500Cc. Spontan dong orang gak setuju dengan peraturan itu!
 
Karna rata-rata mobil untuk rakyat ukuran Cc-nya berkisaran 1000-2000Cc. Seperti Avanza, Xenia, Kijang Grand tahun 98 yang sudah ber-CC 1,8 dan yang agak mewah adalah Innova yang 2000Cc. Boleh diartikan kalau mobil rakyat itu adalah mobil yang ber-Cc 2000 kebawah, atau kecil sama 2000Cc. Mobil 2000Cc masih wajar meminum BBM bersubsidi.

Tidak semua orang yang memiliki mobil itu orang kaya dan berduit, ada yang menjadikan mobil itu sebagai kebutuhan paling vital mereka karna keadaan lokasi tempat tinggal atau sebagai mata pencarian mereka dan BUKAN UNTUK GAYA HIDUP semata. Otomatis mobil yang mereka pilih adalah mobil yang irit BBM dan ber-CC rendah agar pengeluaran tidak membengkak. Logika saja gan...

Nah, bagaimana dengan mobil ber-CC besar? Dan berapa standar CC besar itu?

Kalau kita membahas secara tenang dan melihat sesuai kebutuhan dari masyarakat, kita bisa menentukan dua kasta berbeda dimasyarakat saat ini.

Apabila seseorang membeli kendaraan, pasti orang itu akan mencari tau kelemahan dan kelebihan dari mobil tersebut. Bisa dari segi harga mobil itu sendiri, biaya perawatan, konsumsi BBM dan juga ukuran CC mobil tersebut.

Tidak mungkin orang yang hidupnya pas-pasan membeli Fortuner yang jelas boros dan ber-Cc besar, atau C-RV, Pajero dan mobil turbo lainnya. Siapa yang ada didalam mobil sedan Honda Accord atau yang menunggangi Toyota Camry? Pasti mereka adalah orang kaya dan berduit


Nah, keputusan tengah yang dapat diambil adalah,

"Penggunaan BBM Non Subsidi Wajib Untuk Kendaraan Diatas 2000 CC".
Sub dari peraturan ini adalah mobil diatas 2000Cc dengan tahun keluaran diatas tahun 90'. Rasanya peraturan ini cukup realistis sebagai pembatas Kasta di masyarakat.

Semoga ide ini di dengar oleh pemerintah yang berpihak untuk rakyat, dan meninjau kembali serta mengubah peraturan BBM yang telah disosialisasikan baru-baru ini. Semoga tujuan pemerintah untuk mensejahterakan Indonesia bisa terwujud! Amin...

Ide kami, untuk Indonesia...
Kalau rasa-nya ide kami masuk akal, silahkan dipakai.
Tapi jangan lupa royaltinyaaa.... 





Related Posts



VibrantVitalities.com

0 comments:

Posting Komentar

Advertise

Get Chitika Premium wirausaha online

Sponsor

TDW University


Masukkan Code ini K1-2664B5-A
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com Get cash from your website. Sign up as affiliate

Stats and Visitor

free counters

blog-indonesia.com/
 

Blog Uda Ridwan. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com